Rabu, 31 Januari 2018

DAKWAH MASYARAKAT PEDESAAN



Dakwah Masyarakat Pedesaan

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Al Islam dan Kemuhammadiyahan
Dosen Pengampu : Agus Miswanto, MA





Disusun oleh :

Putri Nur Amalina          (16.04010028)
Nur Ita Sari                     (16.04010029)
Beta Rahmawati             (16.04010030)
Sofwan Hilmy                 (16.04010031)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2018

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelsaikan tugas makalah tentang dakwah ,asyarakat pedesaan.
Makalah ini kami susun secara maksimal dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu kami ucapkan banyak terimakasih kepada para pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan sran dari para pembaca demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan datang.
Harapan kami makalah tentang dakwah masyarakat pedesaan ini bisa bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca.

Magelang,   November 2017


Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Dakwah merupakan hal penting dalam ajaran agama, karena dengan berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena pentingnya dakwah bagi kelangsungan ajaran agama maka hal ini menjadi perhatian penting untuk bisa ,engetahui tata cara dakwah yang efektif sehingga dakwah bisa diterima diseluruh aspek masyarakat.
Dakwah yang efektif adalah dakwah yang berhasil dari segi pendakwahnya, materi dakwah dan para pendengarnya. Ketiga ko,ponen tersebut harus sellu berkaitan agar inti dari dakah dapat diisampaikan secara jelas dan tepat.
B.   Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memahami lebih jelas apa itu dfinisi dakwah, kemudian memberi penjelasan tentang karakteristik masyarakat di pedesaan dan mengetahui metode dakwah yang cocok untuk masyarakat pedesaan.






BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Dakwah
    Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u, da’wan, du’a yang artinya mengajak atau menteru, memanggil, seruan, permohonan dan permintaan.
    Secara terminologis pengertian dakwah dimaknai dari aspek positif ajakan, yaitu ajakan kepada kebaikan dan keselamatan dunia akhirat. Sementara itu, para ulama memberikan definisi yang bervariasi antara lain : (Yusuf, 2006)
1.     Ali Mkhfud dalam kitabnya “Hidayatul Mursyidin” mengatakan, dakwah adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk agama, menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.
2.     Ahmad Ghalwasy dalam bukunya “ad Dakwah al Islamiyah” mengatakan bahwa, ilmu dakwah adalah ilmu yang dipakai untuk mengetahui berbagai seni menympaikan kandungan ajaran Islam, baik itu aqidah, syariat maupun akhlaq.
3.     Quraish Shihab mendefinisikannya sebagai seruan atau ajakan kepada keonsafan atau usaha mengubah situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik dan sempurna baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
Dalam pengertian yang luas dakwah adalah upaya untuk mengajak seseorang atau sekelompok orang atau masyarakat agar memeluk dan mengamalkan ajaran Islam ke dalam kehidupan yang nyata. Dakwah dalam konteks ini dapat bermakna pembangunan sumber daya manusia, pengentasan kemiskinan, memerangi kebodohan dan keterbelakangan serta pembebasan. Dakwh juga bisa berarti penyebarluasan rahmat Allah, sebagaimana telah ditegaskan dalam Islam dengan utilah rahmatan lil ‘alamin. Dengan pembebsan, pembangunan dan penyebarluasan ajaran Islam, berarti dakwah merupakan proses untuk mengubah kehidupan manusia atau masyarakat dari kehidupan yang tidak islami kepada suat kehidupan yang islami.
Atas dasar ini esensi dakwah dalam Islam adalah mengajak kepada kebaikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar. Seperti telah dijelaskan di dlam Al-Qur’an :
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru pada kebaikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS Al-Imron: 104). (Muhammadiyah, 2004)


B. Kondisi Masyarakat Di Pedesaan
Pendekatan sistem adalah pendekatann yang digunakan dalam aktivitas dakwah. Artinya aktivitas dakwah tidak akan sukses tanpa adanya suatu unsur atau faktor tertemtu. Sitem dakwah tak ubahnya dengan sistem tubuh manusia, bila salah satu anggota tubuhnya skit maka sakitlah semua tubuh. Ini bberarti keberhasilan suatu aktivitas dakwah tidak mungkin sukses atas dasar satu atau dua faktor saja, tetapi keberhasilan dalwah ditentukan oleh kesatuan faktor-faktor atau unsur-unsur yang saling membantu, mempengaruhi dan berhubungan satu sama lain.
Salah satu unsur dakwah adalah mad’u yaitu manusia yang merupakan individuatau bagian dari komunitas. Mempelajari tentang unsur ini merupakan keniscahyaan dalam keberhasilan. (Faizah, 2006)
Desa, kampung atau dusun merupakan area pemukimn yang biasanya terletak di daerah dataran tinggi dan jauh dari keramaian kota. Dengan matapencaharian yang relatif sama antar warganya seperto petani, nelayan, dan peternak (lebih mengutamakan potensi alam), dan sangat bersifat toleran dalam arti sangat mementingkan aspek kebersamaan dan kekeluargaan antar sesama warga.
Di bawah ini merupakan beberapa ciri-ciri masyarakat di pedesaan yang akan berkaitan erat dengan penggunnaan metode dakwah yang efektif di pedesaan.
a.      Letaknya relatif jauh dari kota dan bersifat rural
b.     Lingkungan alam masih nesar peran dan pengaruhnya terhadaap kehidupan masyarakat
c.      Mata pencaharian bercorak agraris dan relatif homogen (bertani, nelayan, berternak dll)
d.     Corak kehidupan sosialnya bersifat gemain scharf (paguyuban dan memiliki comunity sentiment yang kuat)
e.      Keadaan penduduk, tingkat ekonomi, pendidikan dan kebudyaan relatif homogen
f.       Interaksi antar warga desa lebih intim dan bersifat familistik
g.     Memiliki keterikatan yang kuat terhadap tanah kelahiran dan tradisi warisan leluhur
h.     Masyarakat desa sangat menjunjung tinggi prinsip kebersamaan atau gotong royong, kekeluargaan, solidaritas, musyawarah, kerukunan dan keterlibatan sosial
i.       Penguasaan IPTEK relatif rendah
Sedngkan menurut Landis (ilmuan sosiologis) terdapat beberappa karakteristik masyarakat desa yang perlu dipahami, antara lain yaitu :  
Ø Umumnya mereka curiga terhadap orang luar yang masuk
Ø Para oraang tua bisanya otoriter terhadap anak-anaknya
Ø Cara berfikir dan sikapnya konservatif dn statis
Ø Mereka sangat toleran terhdap nilai-nilai buday mereka, sehingga kurang toleran terhadap budaya lain
Ø Adanya sikap pasrah menerima nasib dan kurang kompetitif
Ø Memiliki sikap kurang komunikatif dengan kelompok sosial  di atasnya
Seluruh ciri atau karakteristik masyarakat pedesaan di atas sangat berpengruh terhadap konsep berdakwah di pedesaan. Bagaimana seorang da’i dapat menyesuaikan metode dakawhnya dengan keadaan masyarakat pedesaan yang cenderung menerima sikap pasrah dan kurang komunikaif dengn golongan di atasnya (orang kaya).   
C. Metode Dakwah Untuk Masyarakat Pedesaan\
Setelah melihat ciri dan karakteristik masyarakat di pedesaan, metoode yang tepat untuk dakwah di masyarakat pedesaan antara lain adalah sebagai berikut :
1)    Metode dakwah yang tepat dilakukan di masyarakat pedesaan yaitu secara lisan atau secara langsung, misallnya dengan pengajian, tabli akbar dan face to face. Hal ini disebabkan karena waktu dan rutinitas yabf dilakukan orang pedesaan relatif masih rendah atau masih banyak waktu kosong serta sikap individualisnya masih rendah. Dan menjadikn masjid atau mushola sebagai temmpat utama dalam berdakwah.
2)    Dari aspek penda’i biasanya cenderung bersifat otoriter dalam penyampaian materi dakwahnya. Hal ini dikarenakan sifat mad’u yang pasif dan mudah menerima apa saja yang disampaikan oleh da’i.
3)    Materi dakwah untuk masyarakat pedesaan biasanya bersifat aga,iscontohnya ibadah, fiqih, akhlaq dan muamalah. Masyarakat pedesaan tidk begitu suka dengan materi dakwah yang bersangkutan dengan ilmu teknologi dan politik negara.
4)    Citra da’i menjadi hal yang sangat penting dalam menyampaikan dakwah di pedesaan, dibandingkan dengan isi dakwah tersebut. Karena sifat masyarakat desa yang sangat menghargai orang-orang yang berilmu dan jiwa sosialitasnya yang tinggi.
5)    Masyarakat pedesaan lebih menyukai dakwah yang sesuai dengan tradisi mereka yang telah ada, dengan artian tidak mudah untuk menerima pemahaman baru yang berbeda dengan pemahaman islam yang telah ada.











BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan  
Berdakwah yang merupakan hal terpentimg dalam menjalankan ajaran agama haruslah berjalan seefektif mungkin. Untuk melihat efektifitas berdakwah, pendakwah selayaknya mengetahui segala aspek yang mendukung berjalannya dakwah yang efektif terutama dalam aspek keadaan sosial kemasyarakatan. Karena keadaan sosial di perkotaan sangat berbeda denga keadaan sosal di pedesaan. Oleh karena itu, metode dkwah, materi dakwah dan juga pendakwahnya harus berbeda disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya.
Dilihat dari ciri-ciri masyaralat dan keadaan sosial masyarakatnya, dapat disimpulkan bahwa dakwah untuk masyarakat di pedesaan haruslah mnggunakan metode sebagai berikut :
·        Menggunakan metode intrapersonal (langsung)dalam penyampaian dakwah
·        Materi dakwah bersifat agamis seperti asalah akhlaq, idagah dan muamalah
·        Mengutamakan citra da’i
·        Da’i harus bersifat otoriter dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi
·        Dakwah harus bersifat informatif persuasif bukan hanya informatf, sehingga aspek ilmu dan perbuatannya dapat dilakukan oleh masyarakat desa


Daftar Pustaka

 

Faizah, S. M. (2006). Psikologi Dakwah. Jakarta: Kencana.
Muhammadiyah, P. P. (2004). Dakwah Kultural Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Yusuf, P. D. (2006). Managemen Dakwah. Jakarta: Kencana.






Disusun oleh :
Putri Nur Amalina                    (16.04010028)
Nur Ita Sari                     (16.04010029)
Beta Rahmawati             (16.04010030)
Sofwan Hilmi                 (16.04010031)

PENDIDIKAN AGAMS ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2017

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelsaikan tugas makalah tentang dakwah ,asyarakat pedesaan.
Makalah ini kami susun secara maksimal dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu kami ucapkan banyak terimakasih kepada para pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan sran dari para pembaca demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan datang.
Harapan kami makalah tentang dakwah masyarakat pedesaan ini bisa bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca.

Magelang,   November 2017


Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Dakwah merupakan hal penting dalam ajaran agama, karena dengan berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena pentingnya dakwah bagi kelangsungan ajaran agama maka hal ini menjadi perhatian penting untuk bisa ,engetahui tata cara dakwah yang efektif sehingga dakwah bisa diterima diseluruh aspek masyarakat.
Dakwah yang efektif adalah dakwah yang berhasil dari segi pendakwahnya, materi dakwah dan para pendengarnya. Ketiga ko,ponen tersebut harus sellu berkaitan agar inti dari dakah dapat diisampaikan secara jelas dan tepat.
B.   Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memahami lebih jelas apa itu dfinisi dakwah, kemudian memberi penjelasan tentang karakteristik masyarakat di pedesaan dan mengetahui metode dakwah yang cocok untuk masyarakat pedesaan.






BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Dakwah
    Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u, da’wan, du’a yang artinya mengajak atau menteru, memanggil, seruan, permohonan dan permintaan.
    Secara terminologis pengertian dakwah dimaknai dari aspek positif ajakan, yaitu ajakan kepada kebaikan dan keselamatan dunia akhirat. Sementara itu, para ulama memberikan definisi yang bervariasi antara lain : (Yusuf, 2006)
1.     Ali Mkhfud dalam kitabnya “Hidayatul Mursyidin” mengatakan, dakwah adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk agama, menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.
2.     Ahmad Ghalwasy dalam bukunya “ad Dakwah al Islamiyah” mengatakan bahwa, ilmu dakwah adalah ilmu yang dipakai untuk mengetahui berbagai seni menympaikan kandungan ajaran Islam, baik itu aqidah, syariat maupun akhlaq.
3.     Quraish Shihab mendefinisikannya sebagai seruan atau ajakan kepada keonsafan atau usaha mengubah situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik dan sempurna baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
Dalam pengertian yang luas dakwah adalah upaya untuk mengajak seseorang atau sekelompok orang atau masyarakat agar memeluk dan mengamalkan ajaran Islam ke dalam kehidupan yang nyata. Dakwah dalam konteks ini dapat bermakna pembangunan sumber daya manusia, pengentasan kemiskinan, memerangi kebodohan dan keterbelakangan serta pembebasan. Dakwh juga bisa berarti penyebarluasan rahmat Allah, sebagaimana telah ditegaskan dalam Islam dengan utilah rahmatan lil ‘alamin. Dengan pembebsan, pembangunan dan penyebarluasan ajaran Islam, berarti dakwah merupakan proses untuk mengubah kehidupan manusia atau masyarakat dari kehidupan yang tidak islami kepada suat kehidupan yang islami.
Atas dasar ini esensi dakwah dalam Islam adalah mengajak kepada kebaikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar. Seperti telah dijelaskan di dlam Al-Qur’an :
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru pada kebaikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS Al-Imron: 104). (Muhammadiyah, 2004)


B. Kondisi Masyarakat Di Pedesaan
Pendekatan sistem adalah pendekatann yang digunakan dalam aktivitas dakwah. Artinya aktivitas dakwah tidak akan sukses tanpa adanya suatu unsur atau faktor tertemtu. Sitem dakwah tak ubahnya dengan sistem tubuh manusia, bila salah satu anggota tubuhnya skit maka sakitlah semua tubuh. Ini bberarti keberhasilan suatu aktivitas dakwah tidak mungkin sukses atas dasar satu atau dua faktor saja, tetapi keberhasilan dalwah ditentukan oleh kesatuan faktor-faktor atau unsur-unsur yang saling membantu, mempengaruhi dan berhubungan satu sama lain.
Salah satu unsur dakwah adalah mad’u yaitu manusia yang merupakan individuatau bagian dari komunitas. Mempelajari tentang unsur ini merupakan keniscahyaan dalam keberhasilan. (Faizah, 2006)
Desa, kampung atau dusun merupakan area pemukimn yang biasanya terletak di daerah dataran tinggi dan jauh dari keramaian kota. Dengan matapencaharian yang relatif sama antar warganya seperto petani, nelayan, dan peternak (lebih mengutamakan potensi alam), dan sangat bersifat toleran dalam arti sangat mementingkan aspek kebersamaan dan kekeluargaan antar sesama warga.
Di bawah ini merupakan beberapa ciri-ciri masyarakat di pedesaan yang akan berkaitan erat dengan penggunnaan metode dakwah yang efektif di pedesaan.
a.      Letaknya relatif jauh dari kota dan bersifat rural
b.     Lingkungan alam masih nesar peran dan pengaruhnya terhadaap kehidupan masyarakat
c.      Mata pencaharian bercorak agraris dan relatif homogen (bertani, nelayan, berternak dll)
d.     Corak kehidupan sosialnya bersifat gemain scharf (paguyuban dan memiliki comunity sentiment yang kuat)
e.      Keadaan penduduk, tingkat ekonomi, pendidikan dan kebudyaan relatif homogen
f.       Interaksi antar warga desa lebih intim dan bersifat familistik
g.     Memiliki keterikatan yang kuat terhadap tanah kelahiran dan tradisi warisan leluhur
h.     Masyarakat desa sangat menjunjung tinggi prinsip kebersamaan atau gotong royong, kekeluargaan, solidaritas, musyawarah, kerukunan dan keterlibatan sosial
i.       Penguasaan IPTEK relatif rendah
Sedngkan menurut Landis (ilmuan sosiologis) terdapat beberappa karakteristik masyarakat desa yang perlu dipahami, antara lain yaitu :  
Ø Umumnya mereka curiga terhadap orang luar yang masuk
Ø Para oraang tua bisanya otoriter terhadap anak-anaknya
Ø Cara berfikir dan sikapnya konservatif dn statis
Ø Mereka sangat toleran terhdap nilai-nilai buday mereka, sehingga kurang toleran terhadap budaya lain
Ø Adanya sikap pasrah menerima nasib dan kurang kompetitif
Ø Memiliki sikap kurang komunikatif dengan kelompok sosial  di atasnya
Seluruh ciri atau karakteristik masyarakat pedesaan di atas sangat berpengruh terhadap konsep berdakwah di pedesaan. Bagaimana seorang da’i dapat menyesuaikan metode dakawhnya dengan keadaan masyarakat pedesaan yang cenderung menerima sikap pasrah dan kurang komunikaif dengn golongan di atasnya (orang kaya).   
C. Metode Dakwah Untuk Masyarakat Pedesaan\
Setelah melihat ciri dan karakteristik masyarakat di pedesaan, metoode yang tepat untuk dakwah di masyarakat pedesaan antara lain adalah sebagai berikut :
1)    Metode dakwah yang tepat dilakukan di masyarakat pedesaan yaitu secara lisan atau secara langsung, misallnya dengan pengajian, tabli akbar dan face to face. Hal ini disebabkan karena waktu dan rutinitas yabf dilakukan orang pedesaan relatif masih rendah atau masih banyak waktu kosong serta sikap individualisnya masih rendah. Dan menjadikn masjid atau mushola sebagai temmpat utama dalam berdakwah.
2)    Dari aspek penda’i biasanya cenderung bersifat otoriter dalam penyampaian materi dakwahnya. Hal ini dikarenakan sifat mad’u yang pasif dan mudah menerima apa saja yang disampaikan oleh da’i.
3)    Materi dakwah untuk masyarakat pedesaan biasanya bersifat aga,iscontohnya ibadah, fiqih, akhlaq dan muamalah. Masyarakat pedesaan tidk begitu suka dengan materi dakwah yang bersangkutan dengan ilmu teknologi dan politik negara.
4)    Citra da’i menjadi hal yang sangat penting dalam menyampaikan dakwah di pedesaan, dibandingkan dengan isi dakwah tersebut. Karena sifat masyarakat desa yang sangat menghargai orang-orang yang berilmu dan jiwa sosialitasnya yang tinggi.
5)    Masyarakat pedesaan lebih menyukai dakwah yang sesuai dengan tradisi mereka yang telah ada, dengan artian tidak mudah untuk menerima pemahaman baru yang berbeda dengan pemahaman islam yang telah ada.











BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan  
Berdakwah yang merupakan hal terpentimg dalam menjalankan ajaran agama haruslah berjalan seefektif mungkin. Untuk melihat efektifitas berdakwah, pendakwah selayaknya mengetahui segala aspek yang mendukung berjalannya dakwah yang efektif terutama dalam aspek keadaan sosial kemasyarakatan. Karena keadaan sosial di perkotaan sangat berbeda denga keadaan sosal di pedesaan. Oleh karena itu, metode dkwah, materi dakwah dan juga pendakwahnya harus berbeda disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya.
Dilihat dari ciri-ciri masyaralat dan keadaan sosial masyarakatnya, dapat disimpulkan bahwa dakwah untuk masyarakat di pedesaan haruslah mnggunakan metode sebagai berikut :
·        Menggunakan metode intrapersonal (langsung)dalam penyampaian dakwah
·        Materi dakwah bersifat agamis seperti asalah akhlaq, idagah dan muamalah
·        Mengutamakan citra da’i
·        Da’i harus bersifat otoriter dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi
·        Dakwah harus bersifat informatif persuasif bukan hanya informatf, sehingga aspek ilmu dan perbuatannya dapat dilakukan oleh masyarakat desa


Daftar Pustaka

 

Faizah, S. M. (2006). Psikologi Dakwah. Jakarta: Kencana.
Muhammadiyah, P. P. (2004). Dakwah Kultural Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Yusuf, P. D. (2006). Managemen Dakwah. Jakarta: Kencana.