Dakwah
Masyarakat Pedesaan
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata
Kuliah : Al Islam dan Kemuhammadiyahan
Dosen
Pengampu : Agus Miswanto, MA
Disusun
oleh :
Putri
Nur Amalina (16.04010028)
Nur
Ita Sari (16.04010029)
Beta
Rahmawati (16.04010030)
Sofwan
Hilmy (16.04010031)
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAGELANG
2018
Kata
Pengantar
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan
puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelsaikan tugas makalah tentang dakwah
,asyarakat pedesaan.
Makalah
ini kami susun secara maksimal dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu kami ucapkan banyak
terimakasih kepada para pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan sran dari para pembaca demi perbaikan
pembuatan makalah di masa yang akan datang.
Harapan
kami makalah tentang dakwah masyarakat pedesaan ini bisa bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca.
Magelang, November 2017
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dakwah merupakan hal penting dalam ajaran agama, karena
dengan berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena
pentingnya dakwah bagi kelangsungan ajaran agama maka hal ini menjadi perhatian
penting untuk bisa ,engetahui tata cara dakwah yang efektif sehingga dakwah
bisa diterima diseluruh aspek masyarakat.
Dakwah yang efektif adalah dakwah yang berhasil dari
segi pendakwahnya, materi dakwah dan para pendengarnya. Ketiga ko,ponen
tersebut harus sellu berkaitan agar inti dari dakah dapat diisampaikan secara
jelas dan tepat.
B. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memahami
lebih jelas apa itu dfinisi dakwah, kemudian memberi penjelasan tentang
karakteristik masyarakat di pedesaan dan mengetahui metode dakwah yang cocok
untuk masyarakat pedesaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Dakwah
Secara etimologis, dakwah berasal dari
bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u, da’wan, du’a yang artinya
mengajak atau menteru, memanggil, seruan, permohonan dan permintaan.
Secara terminologis pengertian dakwah
dimaknai dari aspek positif ajakan, yaitu ajakan kepada kebaikan dan
keselamatan dunia akhirat. Sementara itu, para ulama memberikan definisi yang
bervariasi antara lain : (Yusuf, 2006)
1. Ali
Mkhfud dalam kitabnya “Hidayatul
Mursyidin” mengatakan, dakwah adalah mendorong manusia untuk berbuat
kebajikan dan mengikuti petunjuk agama, menyeru mereka kepada kebaikan dan
mencegah mereka dari perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagiaan dunia
akhirat.
2. Ahmad
Ghalwasy dalam bukunya “ad Dakwah al
Islamiyah” mengatakan bahwa, ilmu dakwah adalah ilmu yang dipakai untuk
mengetahui berbagai seni menympaikan kandungan ajaran Islam, baik itu aqidah,
syariat maupun akhlaq.
3. Quraish
Shihab mendefinisikannya sebagai seruan atau ajakan kepada keonsafan atau usaha
mengubah situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik dan sempurna
baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
Dalam pengertian yang luas dakwah adalah
upaya untuk mengajak seseorang atau sekelompok orang atau masyarakat agar
memeluk dan mengamalkan ajaran Islam ke dalam kehidupan yang nyata. Dakwah
dalam konteks ini dapat bermakna pembangunan sumber daya manusia, pengentasan
kemiskinan, memerangi kebodohan dan keterbelakangan serta pembebasan. Dakwh
juga bisa berarti penyebarluasan rahmat Allah, sebagaimana telah ditegaskan
dalam Islam dengan utilah rahmatan lil
‘alamin. Dengan pembebsan, pembangunan dan penyebarluasan ajaran Islam,
berarti dakwah merupakan proses untuk mengubah kehidupan manusia atau
masyarakat dari kehidupan yang tidak islami kepada suat kehidupan yang islami.
Atas dasar ini esensi dakwah dalam Islam
adalah mengajak kepada kebaikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang
dari yang mungkar. Seperti telah dijelaskan di dlam Al-Qur’an :
“Dan hendaklah ada diantara kamu
segolongan umat yang menyeru pada kebaikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS
Al-Imron: 104). (Muhammadiyah, 2004)
B.
Kondisi Masyarakat Di Pedesaan
Pendekatan sistem adalah pendekatann
yang digunakan dalam aktivitas dakwah. Artinya aktivitas dakwah tidak akan
sukses tanpa adanya suatu unsur atau faktor tertemtu. Sitem dakwah tak ubahnya
dengan sistem tubuh manusia, bila salah satu anggota tubuhnya skit maka
sakitlah semua tubuh. Ini bberarti keberhasilan suatu aktivitas dakwah tidak
mungkin sukses atas dasar satu atau dua faktor saja, tetapi keberhasilan dalwah
ditentukan oleh kesatuan faktor-faktor atau unsur-unsur yang saling membantu,
mempengaruhi dan berhubungan satu sama lain.
Salah satu unsur dakwah adalah mad’u
yaitu manusia yang merupakan individuatau bagian dari komunitas. Mempelajari
tentang unsur ini merupakan keniscahyaan dalam keberhasilan. (Faizah, 2006)
Desa, kampung atau dusun merupakan area
pemukimn yang biasanya terletak di daerah dataran tinggi dan jauh dari
keramaian kota. Dengan matapencaharian yang relatif sama antar warganya seperto
petani, nelayan, dan peternak (lebih mengutamakan potensi alam), dan sangat
bersifat toleran dalam arti sangat mementingkan aspek kebersamaan dan
kekeluargaan antar sesama warga.
Di bawah ini merupakan beberapa
ciri-ciri masyarakat di pedesaan yang akan berkaitan erat dengan penggunnaan
metode dakwah yang efektif di pedesaan.
a. Letaknya
relatif jauh dari kota dan bersifat rural
b. Lingkungan
alam masih nesar peran dan pengaruhnya terhadaap kehidupan masyarakat
c. Mata
pencaharian bercorak agraris dan relatif homogen (bertani, nelayan, berternak
dll)
d. Corak
kehidupan sosialnya bersifat gemain scharf (paguyuban dan memiliki comunity
sentiment yang kuat)
e. Keadaan
penduduk, tingkat ekonomi, pendidikan dan kebudyaan relatif homogen
f. Interaksi
antar warga desa lebih intim dan bersifat familistik
g. Memiliki
keterikatan yang kuat terhadap tanah kelahiran dan tradisi warisan leluhur
h. Masyarakat
desa sangat menjunjung tinggi prinsip kebersamaan atau gotong royong,
kekeluargaan, solidaritas, musyawarah, kerukunan dan keterlibatan sosial
i. Penguasaan
IPTEK relatif rendah
Sedngkan
menurut Landis (ilmuan sosiologis) terdapat beberappa karakteristik masyarakat
desa yang perlu dipahami, antara lain yaitu :
Ø Umumnya
mereka curiga terhadap orang luar yang masuk
Ø Para
oraang tua bisanya otoriter terhadap anak-anaknya
Ø Cara
berfikir dan sikapnya konservatif dn statis
Ø Mereka
sangat toleran terhdap nilai-nilai buday mereka, sehingga kurang toleran
terhadap budaya lain
Ø Adanya
sikap pasrah menerima nasib dan kurang kompetitif
Ø Memiliki
sikap kurang komunikatif dengan kelompok sosial
di atasnya
Seluruh ciri atau karakteristik
masyarakat pedesaan di atas sangat berpengruh terhadap konsep berdakwah di
pedesaan. Bagaimana seorang da’i dapat menyesuaikan metode dakawhnya dengan
keadaan masyarakat pedesaan yang cenderung menerima sikap pasrah dan kurang
komunikaif dengn golongan di atasnya (orang kaya).
C.
Metode Dakwah Untuk Masyarakat Pedesaan\
Setelah melihat ciri dan karakteristik
masyarakat di pedesaan, metoode yang tepat untuk dakwah di masyarakat pedesaan
antara lain adalah sebagai berikut :
1) Metode
dakwah yang tepat dilakukan di masyarakat pedesaan yaitu secara lisan atau
secara langsung, misallnya dengan pengajian, tabli akbar dan face to face. Hal
ini disebabkan karena waktu dan rutinitas yabf dilakukan orang pedesaan relatif
masih rendah atau masih banyak waktu kosong serta sikap individualisnya masih
rendah. Dan menjadikn masjid atau mushola sebagai temmpat utama dalam
berdakwah.
2) Dari
aspek penda’i biasanya cenderung bersifat otoriter dalam penyampaian materi
dakwahnya. Hal ini dikarenakan sifat mad’u yang pasif dan mudah menerima apa
saja yang disampaikan oleh da’i.
3) Materi
dakwah untuk masyarakat pedesaan biasanya bersifat aga,iscontohnya ibadah,
fiqih, akhlaq dan muamalah. Masyarakat pedesaan tidk begitu suka dengan materi
dakwah yang bersangkutan dengan ilmu teknologi dan politik negara.
4) Citra
da’i menjadi hal yang sangat penting dalam menyampaikan dakwah di pedesaan,
dibandingkan dengan isi dakwah tersebut. Karena sifat masyarakat desa yang
sangat menghargai orang-orang yang berilmu dan jiwa sosialitasnya yang tinggi.
5) Masyarakat
pedesaan lebih menyukai dakwah yang sesuai dengan tradisi mereka yang telah
ada, dengan artian tidak mudah untuk menerima pemahaman baru yang berbeda
dengan pemahaman islam yang telah ada.
BAB
II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdakwah yang merupakan hal terpentimg
dalam menjalankan ajaran agama haruslah berjalan seefektif mungkin. Untuk
melihat efektifitas berdakwah, pendakwah selayaknya mengetahui segala aspek
yang mendukung berjalannya dakwah yang efektif terutama dalam aspek keadaan
sosial kemasyarakatan. Karena keadaan sosial di perkotaan sangat berbeda denga
keadaan sosal di pedesaan. Oleh karena itu, metode dkwah, materi dakwah dan
juga pendakwahnya harus berbeda disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya.
Dilihat dari ciri-ciri masyaralat dan
keadaan sosial masyarakatnya, dapat disimpulkan bahwa dakwah untuk masyarakat
di pedesaan haruslah mnggunakan metode sebagai berikut :
·
Menggunakan
metode intrapersonal (langsung)dalam penyampaian dakwah
·
Materi dakwah
bersifat agamis seperti asalah akhlaq, idagah dan muamalah
·
Mengutamakan
citra da’i
·
Da’i harus
bersifat otoriter dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi
·
Dakwah harus
bersifat informatif persuasif bukan hanya informatf, sehingga aspek ilmu dan
perbuatannya dapat dilakukan oleh masyarakat desa
Daftar
Pustaka
Faizah, S. M. (2006). Psikologi
Dakwah. Jakarta: Kencana.
Muhammadiyah, P. P. (2004). Dakwah Kultural
Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Yusuf, P. D. (2006). Managemen Dakwah. Jakarta:
Kencana.
Disusun
oleh :
Putri
Nur Amalina (16.04010028)
Nur
Ita Sari (16.04010029)
Beta
Rahmawati (16.04010030)
Sofwan
Hilmi (16.04010031)
PENDIDIKAN
AGAMS ISLAM
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAGELANG
2017
Kata
Pengantar
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan
puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelsaikan tugas makalah tentang dakwah
,asyarakat pedesaan.
Makalah
ini kami susun secara maksimal dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu kami ucapkan banyak
terimakasih kepada para pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan sran dari para pembaca demi perbaikan
pembuatan makalah di masa yang akan datang.
Harapan
kami makalah tentang dakwah masyarakat pedesaan ini bisa bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca.
Magelang, November 2017
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dakwah merupakan hal penting dalam ajaran agama, karena
dengan berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena
pentingnya dakwah bagi kelangsungan ajaran agama maka hal ini menjadi perhatian
penting untuk bisa ,engetahui tata cara dakwah yang efektif sehingga dakwah
bisa diterima diseluruh aspek masyarakat.
Dakwah yang efektif adalah dakwah yang berhasil dari
segi pendakwahnya, materi dakwah dan para pendengarnya. Ketiga ko,ponen
tersebut harus sellu berkaitan agar inti dari dakah dapat diisampaikan secara
jelas dan tepat.
B. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memahami
lebih jelas apa itu dfinisi dakwah, kemudian memberi penjelasan tentang
karakteristik masyarakat di pedesaan dan mengetahui metode dakwah yang cocok
untuk masyarakat pedesaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Dakwah
Secara etimologis, dakwah berasal dari
bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u, da’wan, du’a yang artinya
mengajak atau menteru, memanggil, seruan, permohonan dan permintaan.
Secara terminologis pengertian dakwah
dimaknai dari aspek positif ajakan, yaitu ajakan kepada kebaikan dan
keselamatan dunia akhirat. Sementara itu, para ulama memberikan definisi yang
bervariasi antara lain : (Yusuf, 2006)
1. Ali
Mkhfud dalam kitabnya “Hidayatul
Mursyidin” mengatakan, dakwah adalah mendorong manusia untuk berbuat
kebajikan dan mengikuti petunjuk agama, menyeru mereka kepada kebaikan dan
mencegah mereka dari perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagiaan dunia
akhirat.
2. Ahmad
Ghalwasy dalam bukunya “ad Dakwah al
Islamiyah” mengatakan bahwa, ilmu dakwah adalah ilmu yang dipakai untuk
mengetahui berbagai seni menympaikan kandungan ajaran Islam, baik itu aqidah,
syariat maupun akhlaq.
3. Quraish
Shihab mendefinisikannya sebagai seruan atau ajakan kepada keonsafan atau usaha
mengubah situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik dan sempurna
baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
Dalam pengertian yang luas dakwah adalah
upaya untuk mengajak seseorang atau sekelompok orang atau masyarakat agar
memeluk dan mengamalkan ajaran Islam ke dalam kehidupan yang nyata. Dakwah
dalam konteks ini dapat bermakna pembangunan sumber daya manusia, pengentasan
kemiskinan, memerangi kebodohan dan keterbelakangan serta pembebasan. Dakwh
juga bisa berarti penyebarluasan rahmat Allah, sebagaimana telah ditegaskan
dalam Islam dengan utilah rahmatan lil
‘alamin. Dengan pembebsan, pembangunan dan penyebarluasan ajaran Islam,
berarti dakwah merupakan proses untuk mengubah kehidupan manusia atau
masyarakat dari kehidupan yang tidak islami kepada suat kehidupan yang islami.
Atas dasar ini esensi dakwah dalam Islam
adalah mengajak kepada kebaikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang
dari yang mungkar. Seperti telah dijelaskan di dlam Al-Qur’an :
“Dan hendaklah ada diantara kamu
segolongan umat yang menyeru pada kebaikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS
Al-Imron: 104). (Muhammadiyah, 2004)
B.
Kondisi Masyarakat Di Pedesaan
Pendekatan sistem adalah pendekatann
yang digunakan dalam aktivitas dakwah. Artinya aktivitas dakwah tidak akan
sukses tanpa adanya suatu unsur atau faktor tertemtu. Sitem dakwah tak ubahnya
dengan sistem tubuh manusia, bila salah satu anggota tubuhnya skit maka
sakitlah semua tubuh. Ini bberarti keberhasilan suatu aktivitas dakwah tidak
mungkin sukses atas dasar satu atau dua faktor saja, tetapi keberhasilan dalwah
ditentukan oleh kesatuan faktor-faktor atau unsur-unsur yang saling membantu,
mempengaruhi dan berhubungan satu sama lain.
Salah satu unsur dakwah adalah mad’u
yaitu manusia yang merupakan individuatau bagian dari komunitas. Mempelajari
tentang unsur ini merupakan keniscahyaan dalam keberhasilan. (Faizah, 2006)
Desa, kampung atau dusun merupakan area
pemukimn yang biasanya terletak di daerah dataran tinggi dan jauh dari
keramaian kota. Dengan matapencaharian yang relatif sama antar warganya seperto
petani, nelayan, dan peternak (lebih mengutamakan potensi alam), dan sangat
bersifat toleran dalam arti sangat mementingkan aspek kebersamaan dan
kekeluargaan antar sesama warga.
Di bawah ini merupakan beberapa
ciri-ciri masyarakat di pedesaan yang akan berkaitan erat dengan penggunnaan
metode dakwah yang efektif di pedesaan.
a. Letaknya
relatif jauh dari kota dan bersifat rural
b. Lingkungan
alam masih nesar peran dan pengaruhnya terhadaap kehidupan masyarakat
c. Mata
pencaharian bercorak agraris dan relatif homogen (bertani, nelayan, berternak
dll)
d. Corak
kehidupan sosialnya bersifat gemain scharf (paguyuban dan memiliki comunity
sentiment yang kuat)
e. Keadaan
penduduk, tingkat ekonomi, pendidikan dan kebudyaan relatif homogen
f. Interaksi
antar warga desa lebih intim dan bersifat familistik
g. Memiliki
keterikatan yang kuat terhadap tanah kelahiran dan tradisi warisan leluhur
h. Masyarakat
desa sangat menjunjung tinggi prinsip kebersamaan atau gotong royong,
kekeluargaan, solidaritas, musyawarah, kerukunan dan keterlibatan sosial
i. Penguasaan
IPTEK relatif rendah
Sedngkan
menurut Landis (ilmuan sosiologis) terdapat beberappa karakteristik masyarakat
desa yang perlu dipahami, antara lain yaitu :
Ø Umumnya
mereka curiga terhadap orang luar yang masuk
Ø Para
oraang tua bisanya otoriter terhadap anak-anaknya
Ø Cara
berfikir dan sikapnya konservatif dn statis
Ø Mereka
sangat toleran terhdap nilai-nilai buday mereka, sehingga kurang toleran
terhadap budaya lain
Ø Adanya
sikap pasrah menerima nasib dan kurang kompetitif
Ø Memiliki
sikap kurang komunikatif dengan kelompok sosial
di atasnya
Seluruh ciri atau karakteristik
masyarakat pedesaan di atas sangat berpengruh terhadap konsep berdakwah di
pedesaan. Bagaimana seorang da’i dapat menyesuaikan metode dakawhnya dengan
keadaan masyarakat pedesaan yang cenderung menerima sikap pasrah dan kurang
komunikaif dengn golongan di atasnya (orang kaya).
C.
Metode Dakwah Untuk Masyarakat Pedesaan\
Setelah melihat ciri dan karakteristik
masyarakat di pedesaan, metoode yang tepat untuk dakwah di masyarakat pedesaan
antara lain adalah sebagai berikut :
1) Metode
dakwah yang tepat dilakukan di masyarakat pedesaan yaitu secara lisan atau
secara langsung, misallnya dengan pengajian, tabli akbar dan face to face. Hal
ini disebabkan karena waktu dan rutinitas yabf dilakukan orang pedesaan relatif
masih rendah atau masih banyak waktu kosong serta sikap individualisnya masih
rendah. Dan menjadikn masjid atau mushola sebagai temmpat utama dalam
berdakwah.
2) Dari
aspek penda’i biasanya cenderung bersifat otoriter dalam penyampaian materi
dakwahnya. Hal ini dikarenakan sifat mad’u yang pasif dan mudah menerima apa
saja yang disampaikan oleh da’i.
3) Materi
dakwah untuk masyarakat pedesaan biasanya bersifat aga,iscontohnya ibadah,
fiqih, akhlaq dan muamalah. Masyarakat pedesaan tidk begitu suka dengan materi
dakwah yang bersangkutan dengan ilmu teknologi dan politik negara.
4) Citra
da’i menjadi hal yang sangat penting dalam menyampaikan dakwah di pedesaan,
dibandingkan dengan isi dakwah tersebut. Karena sifat masyarakat desa yang
sangat menghargai orang-orang yang berilmu dan jiwa sosialitasnya yang tinggi.
5) Masyarakat
pedesaan lebih menyukai dakwah yang sesuai dengan tradisi mereka yang telah
ada, dengan artian tidak mudah untuk menerima pemahaman baru yang berbeda
dengan pemahaman islam yang telah ada.
BAB
II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdakwah yang merupakan hal terpentimg
dalam menjalankan ajaran agama haruslah berjalan seefektif mungkin. Untuk
melihat efektifitas berdakwah, pendakwah selayaknya mengetahui segala aspek
yang mendukung berjalannya dakwah yang efektif terutama dalam aspek keadaan
sosial kemasyarakatan. Karena keadaan sosial di perkotaan sangat berbeda denga
keadaan sosal di pedesaan. Oleh karena itu, metode dkwah, materi dakwah dan
juga pendakwahnya harus berbeda disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya.
Dilihat dari ciri-ciri masyaralat dan
keadaan sosial masyarakatnya, dapat disimpulkan bahwa dakwah untuk masyarakat
di pedesaan haruslah mnggunakan metode sebagai berikut :
·
Menggunakan
metode intrapersonal (langsung)dalam penyampaian dakwah
·
Materi dakwah
bersifat agamis seperti asalah akhlaq, idagah dan muamalah
·
Mengutamakan
citra da’i
·
Da’i harus
bersifat otoriter dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi
·
Dakwah harus
bersifat informatif persuasif bukan hanya informatf, sehingga aspek ilmu dan
perbuatannya dapat dilakukan oleh masyarakat desa
Daftar
Pustaka
Faizah, S. M. (2006). Psikologi
Dakwah. Jakarta: Kencana.
Muhammadiyah, P. P. (2004). Dakwah Kultural
Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Yusuf, P. D. (2006). Managemen Dakwah. Jakarta:
Kencana.